DAMPAK COVID-19 BAGI BISNIS UMKM
Covid-19 menurut sistus resmi World Health Organization ( WHO ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus. Virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, China. Penyebaran virus ini melalui air liur atau cairantanpa sadar keluar saat bersin & batuk.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SAR-CoV-2 ) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SAR-CoV-2 ) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Virus ini telah menyerang banyak Negara di Dunia seperti Spanyol, Amerika serikat, Italia, Cina, Jerman, Swiss, Perancis, Iran, Inggris dan Belgia dinyatakan sebagai Negara dalam jumlah terbesar. Indonesia jumlah positif dengan angka 1.667 yang dinyatakan positif Covid-19, 103 orang dinyatakan sembuh, sedangkan korban meninggal tercatat sebanyak 157 jiwa akibat Covid-19 ( per tanggal 1/4/2020 )
Bagaimana Dampak Ekonomi Indonesia?
Berdasarkan perhitungannya hingga pekan kedua Maret 2020, Sri Mulyani menyebut ekonomi Indonesia masih tumbuh di kisaran 4,9 persen.
"Jadi kalau kuartal I masih 20 hari terakhir, dan itu menurun, hingga kuartal I diharapkan masih tumbuh 4,5 persen hingga 4,9 persen," jelas Menkeu dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Sri Mulyani mengakui, pergerakan situasi ekonomi China akan berdampak bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
"Kami akan sangat hati-hati (membuat kebijakan lanjutan) di kuartal II. Berbagai prediksi modelling menjelaskan bagaimana virus terjadi, di semua negara, China, Korea Selatan, Italia, Eropa, Amerika Serikat. Kita agak under estimate, dampaknya bisa sangat signifikan ketika terjadi penyebaran," ujar dia.
Sri Mulyani pun mengatakan tak terlalu berharap kepada lebaran dengan THR dan gaji ke-13 untuk mendongkrak perekonomian Indonesia pada kuartal II/2020.
Menurut dia, banyak orang akan memilih menyimpan uang dibanding membelanjakannya selama pandemik virus corona (Covid-19) masih berlanjut.
"Kalau masalah Corona ini bisa kita tangani dengan baik, artinya penyebarannya bisa kita tahan, semua masyarakat disiplin mengikuti permintaan—artinya tidak melakukan interaksi, self quarantine, sehingga penyebarannya bisa ditekan—, kita punya harapan yang reasonable di kuartal II," ujar dia.
Terkait peluang pemberlakuan karantina wilayah (lockdown)—baik terbatas di sejumlah wilayah maupun nasional—, Sri Mulyani mengatakan pemerintah masih mempertimbangkan tantangan logistik yang harus diatasi bila sampai langkah itu ditempuh.
Dari sisi anggaran, tegas Sri Mulyani, kementeriannya siap. Namun, kesediaan sumber daya manusia dalam kaitannya dengan distribusi bahan logistik jika terjadi lockdown, adalah tantangannya.
"Kami posisinya terus mendukung jangan sampai kekurangan resources. Masalahnya bukan uang tapi SDM untuk logistic delivery, bagaimana menyampaikan kebutuhan pokok mereka supaya bisa mendapatkan kebutuhan pokok. Ini jadi pusat perhatian dari gugus tugas," ujar Sri Mulyani, Rabu (18/3/2020).
Sri Mulyani menjelaskan pula, Kemenkeu tengah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menyiapkan berbagai skenario penanganan wabah virus corona ini.
Skenario tersebut termasuk penanganan di desa dan lokasi dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi.
"Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga bagaimana supporting growth. Bahkan sampai masalah ke desa. Kalau di desa, di mana permukiman cukup padat, social distance sulit dilakukan," ujar dia.
Pemerintah pusat, tegas dia, juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk bereaksi secara cepat untuk meminimalkan penularan virus corona.
"Jadi leadership tiap pemda sangat penting untuk minimalkan penularan, penyebaran, dan untuk bisa menciptakan mekanisme respons efektif, apakah self isolation, karantina, atau masuk puskesmas, rumah sakit. Itu pilihan-pilihan yang kami lihat," kata Sri Mulyani.
Dampak Terhadap Bisnis UMKM
Dampak wabah Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia. Para UMKM mengalami kerugian yang sangat besar seperti, pedagang kali lima mereka banyak sekali mengalami kerugihan akibat wabah ini. Dari sepinya toko/warung/lapak, sepinya konsumen, dan berakibat pula pada ekonomi keluarga. Kebanyakan UMKM pedagang kaki lima dari kalangan bawah ini mengakibatkan masyarakat resah.
Cara mengatasi kerugian itu para pebisnis & UMKM melakukan promo pada dagangannya. Disinilah kesempatan para pebisnis untuk menjual makanan/barang yang dijualnya. Meskipun tak mendapatkan keuntungan banyak setidaknya tidak membuang makanan yang sudah dibuat ( untuk bisnis makanan ).
SEMOGA BERMANFAAT :)
Komentar
Posting Komentar